Wednesday, 28 October 2015

Perancangan Sistem Kerja Dengan Menggunakan Antropometri



2.1         Latar Belakang
                   Antropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran, sehingga antropometri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh dan aplikasi yang menyangkut geometri fisik, masa dan kekuatan tubuh manusia. Pengukuran anthropometri berdasarkan posisi tubuh, terbagi atas  Antropometri Statis, disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standart dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini dikenal dengan pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension). Antropometri Dinamis (pengukuran dimensi fungsional tubuh) dalam pengukuran antropometri dinamis dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan.
                   Dalam setiap produk pada umumnya agak kurang memperhatikan dimensi yang dipakai pada alat yang tersebut. Sering terjadi ketidaknyamanan setelah memakai alat yang digunakan oleh masyarakat umum. Desain ulang produk yang mengalami masalah tersebut adalah sebuah langkah perbaikan agar mendapatkan kondisi alat yang sesuai dengan pemakaian pada ukuran standart yang ada.
                   Produk yang akan didesain ulang yaitu pintu rumah. Diantara produk tersebut sering dijumpai ketidak nyamanan yang dirasakan oleh pemakai. Diharapkan dengan desain ulang produk ini akan menjadi lebih baik dan mampu memberikan kenyamanan pada pemakai.

2.2         Landasan Teori
a.    Ergonomi
                   Kata ergonomi berasal dari dua kata yang berbahasa Latin, yaitu ergos yang artinya kerja dan nomos yang berarti hukum atau aturan. Ergonomi adalah disiplin keilmuan yang berkaitan dengan perancangan peralatan dan fasilitas kerja yang memperhatikan aspek-aspek manusia sebagai pemakainya. Disiplin ilmu dasar ergonomi meliputi psikologi, ilmu kognitif, fisiologi, biomekanika, aplikasi antropometri fisik, dan sistem teknik industri. Dengan demikian ergonomi melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu sistem dengan pemecahan-pemecahan masalahnya melalui proses pendekatan sistem. Konsep ergonomi sendiri berfokus pada prinsip fit the task to the person. Oleh karena itu beberapa aplikasi dari ilmu ergonomi dapat dilihat pada berbagai proses perancangan produk ataupun operasi kerja. Contoh dari aplikasi ilmu ergonomi pada perancangan produk pintu rumah yang disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia.
b.    Antropometri
                   Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran tubuh manusia. Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan seperti perancangan lingkungan kerja (workplaces), fasilitas kerja, dan lain-lain agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi ukuran anggota tubuh manusia yang akan menggunakannya. Hal ini dilakukan agar tercapai suatu kondisi yang enak, nyaman, aman, dan sehat bagi manusia dan tentunya juga dapat menciptakan kondisi kerja yang efisien dengan hasil yang efektif atau dengan kata lain adalah untuk mencapai keadaan yang ergonomis. Antropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja (work station), perancangan alat kerja dan perancangan lingkungan fisik. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.

pembahasan tatat letak fasilitas



BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1     Pengumpulan Data
4.1.1  Produk yang Diamati
                   CV Sumber Mebel merupakan salah satu Perusahaan produksi mebel. Produk yang dikerjakan oleh perusahaan ini adalah pintu, jendela, almari dan dan komponen-komponen rumah. Hasil produksi dari PT X banyak ragam dan jenisnya dan selalu berbeda tiap tipe produk, namun pada dasarnya bahan baku yang digunakan adalah relatif sama antara produk yang satu dengan produk yang lainnya. Produk yang diamati adalah pintu 2 minimalis. Pemilihan produk yang diamati ini sedang dikerjakan oleh CV Sumber Mebel.
 

4.1.2  Struktur Proses Pembuatan Pintu




4.1.3  Bahan Baku
Bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan dalam produk pintu adalah sebagai berikut :
a.    Bahan Baku
Dalam operasinya perusahaan membutuhkan bahan mentah sebagai salah satu faktor untuk menghasilkan suatu barang jadi atau setengah jadi, bahan mentah merupakan bagian yang terbesar dari fisik barang yang dihasilkan, yaitu : kayu jati.
b.    Bahan Pembantu
Merupakan bahan penunjang yang diperoleh dari perusahaan lain dengan cara membeli yaitu : lem, paku, dan lain-lain.

4.1.4  Area Proses Produksi
Jenis-jenis mesin serta penggunaan pembuatan pintu terbagi dalam unit-unit kecil yang bersifat khusus agar kualitas mutu produk tinggi. Unit-unit produksi tersebut meliputi :
a.    Unit Moulding
Proses yang terjadi pada unit Moulding adalah proses pengetaman atau penyerutan bahan elemen dari produksi sesuai dengan ukuran dan bentuknya. Hasil dari moulding ini disortir untuk memenuhi  persyaratan kualitas mutu, selanjutnya dikirim ke unit  machine.
b.    Unit Machine atau Tools
              Pada unit machine ini proses produksi selanjutnya dikerjakan atas gambar elemen suatu komponen. Hal ini diambil untuk memudahkan pengerjaannya dan dengan mudah tenaga kerja memahami gambar berupa gambar elemen saja. Mesin-mesin yang digunakan pada unit ini antara lain: mesin gergaji, mesin pasah, mesin profil, mesin bor, mesin amplas.
c.    Unit Assembly (Perakitan)
              Unit ini bertugas merakit dimana bahannya sudah siap dikirim dari unit machine dan didaftar sesuai dengan gambar komponen. Elemen ini disusun dalam suatu rak dan diberi kode agar mudah mencari untuk assembly sebuah produksi.
4. Unit Finishing
              Unit finishing bertugas untuk pekerjaan aktif meliputi pengamplasan semua jenis yang diproduksi sesuai dengan persyaratan oleh buyer.

Berdasarkan pengamatan di CV Sumber Mebel diketahui area proses produksi untuk pembuatan pintu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Nama Stasiun Kerja dan Fungsinya
No.
Stasiun kerja
Fungsi
1
Gudang bahan baku
Untuk tempat dimana bahan baku diletakkan yang mana bahan yang digunakan berupa kayu jati.
2
Mesin gergaji
Untuk memotong bahan yang akan dijadikan produk sesuai ukuran yang sudah ditentukan.
3
Mesin pasah
Untuk menghaluskan permukaan kayu yang akan digunakan dalam pembuatan produk.
4
Mesin profil
Untuk memberikan motif pada sudut-sudut daun pintu dan list, agar lebih indah.
5
Mesin bor
Untuk memberi lubang pada slimar.
6
Assembly
Untuk merakit semua komponen dari pintu.
7
Finishing
Untuk proses terakhir yaitu penambalan pada bagian kayu yang berlubang dan selanjutnya diamplas sampai permukaannya rata.
8
Gudang hasil produksi
Untuk tempat penyimpanan produk yang sudah jadi.
Sumber : Diolah penulis, 2015

4.1.5  Layout Awal dan Aliran Material
Tata letak fasilitas produksi (layout) awal merupakan landasan utama dalam perancangan       layout            yang baru, dari layout awal dapat diketahui pergerakan material dari permulaan proses (penerimaan) sampai akhir (pengiriman) di lintasan yang efisien.
a.    Aliran Material
              Aliran material dari satu mesin ke mesin yang lainnya menunjukkan aliran yang tidak teratur, volume  material dengan beban yang berat harus menempuh jarak yang cukup jauh. Pada layout awal masih menunjukkan aliran material yang tidak optimal, pada layout awal aliran material dari mesin pasah ke mesin bor harus melewati tempat mesin profil dan dari mesin profil ke assembly harus melewati tempat mesin bor sehingga aliran bahan tidak optimal. 
 
b.    Aliran Proses
              Aliran proses digunakan untuk menggambarkan dan memperbaiki proses dalam sistem produksi dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses produksi. Analisis aliran perlu untuk menggambarkan aliran bahan secara rinci, Mulai dari proses pembuatan dan aliran bahan baku sampai menjadi barang jadi.


4.2     Pengolahan Data
4.2.1  Assembly Chart
Tabel 4.2 Simbol Untuk Bahan Pembuatan Sepasang Pintu
No.
Bahan
Simbol
Jumlah
1
Daun pintu
DU
2
2
Slimar atas
SS
2
3
Slimar bawah
SH
2
4
Slimar kanan
SN
2
5
Slimar kiri
SI
2
6
List atas
LS
4
7
List bawah
LH
4
8
List kanan
LN
4
9
List kiri
LI
4
10
Patek
PK
24


4.2.5  From to Chart
Pada From to chart ini untuk layout awal dapat dilihat langkah dengan perhitungan pergerakan material keseluruhan, Pada perhitungan tersebut  juga menunjukkan jarak antara mesin terlalu jauh dan tidak optimal, maka harus dilakukan penyusunan kembali untuk memperoleh susunan yang lebih baik atau urutan letak mesin yang lebih baik.
Tabel 4.3 Kuantitas Produksi dan Urutan Proses
Komponen
Kuantitas per hari
Urutan proses
Daun pintu
4
A – B – C – D – F – G
Slimar atas
4
A – B – C – E – F – G
Slimar bawah
4
A – B – C – E – F – G
Slimar kanan kiri
8
A – B – C – E – F – G
List kanan kiri
8
A – B – C – D – F – G
Lis atas bawah
8
A – B – C – D – F – G

Keterangan urutan proses :
A = Bahan baku                                       E = Mesin bor
B = Mesin gergaji                                     F   = Assembly
C = Mesin pasah                                       G = Finishing
D = Mesin profil
Ke
                                    Tabel 4.4 Aliran Komponen
Tabel diatas menunjukkan jumlah material yang di pindahkan dari fasilitas satu ke fasilitas berikutnya, jumlah perpindahan dari A – B, B – C, dan F – G adalah 36, di peroleh dari komponen semua pintu yaitu daun pintu 4, slimar atas 4, slimar bawah 4, slimar kanan kiri 8, list atas bawah 8, list kanan kiri 8. Jumlah perpindahan dari C – D dan D – F adalah 20, diperoleh dari daun pintu 4, list atas bawah 8, list kanan kiri 8. Jumlah perpindahan dari C – E dan E – F adalah 16, diperoleh dari slimar atas 4, slimar bawah 4, slimar kanan kiri 8.


Perhitungan jarak antar pusat dengan menggunakan ukuran jarak Euclidean adalah sebagai berikut  : dengan mengambil titik tengah dari denah tersebut maka :
a.    Jarak antara A ke B adalah 3,75 m + 3.75 m = 7,5 m
b.    Jarak antara B ke C adalah  = 7,11m
c.    Jarak antara C ke D adalah 2,5 m + 2,5 m = 5 m
d.   Jarak antara C ke E adalah 2,5 m + 5 m + 2,5 m = 10 m
e.    Jarak antara D ke F adalah   = 7,94 m
f.     Jarak antara E ke F adalah   = 7,11m
g.    Jarak antara F ke G adalah 3,75 m + 3.75 m = 7,5 m


Bobot perpindahan dari fasilitas satu ke fasilitas berikutnya diperoleh dari jumlah komponen yang dipindahkan dikalikan jarak perpindahan, yaitu sebagai berikut :
a.    Bobot A ke B                      = 36 x 7,5   = 270
b.    Bobot B ke C                       = 36 x 7,11 = 255,96
c.    Bobot C ke D                      = 20 x 5      = 100
d.   Bobot C ke E = 16 x 10      = 160
e.    Bobot D ke F = 20 x 7,94   = 158,8
f.     Bobot E ke F = 16 x 7,11   = 113,76
g.    Bobot F ke G = 36 x 7,5     = 270
                   Maka diperoleh total dari bobot perpindahan tersebut adalah 2 (270) + 255,96 + 100 + 160 + 158,8 + 113,76 = 1328,52


Gambar from to chart yang menunjukkan jumlah material yang dipindahkan dari fasilitas satu ke fasilitas berikutnya, setelah dianalisa ada yang perlu diubah dari fasilitas tersebut misalnya E dipindah ke G.
a.    Bobot A ke B         = 36 x 7,5        = 270
b.    Bobot B ke C         = 36 x 7,11      = 255,96
c.    Bobot C ke D         = 20 x 5           = 100
d.   Bobot C ke E         = 16 x 7           = 112
e.    Bobot D ke F         = 20 x 7,94      = 158,8
f.     Bobot E ke F          = 16 x 7,5        = 120
g.    Bobot F ke G         = 36 x 7,11      = 255,96
                   Maka diperoleh total bobot setelah dilakukan pemindahan fasilitas E ke G adalah 270 + 2 (255,96) + 100 + 112 + 158,8 + 120 = 1272,72.

4.2.6  Activity Relationship Chart (ARC)
Tabel 4.5 Alasan Tingkat Hubungan
Kode
Alasan
1
Urutan aliran kerja
2
Menggunakan area yang sama
3
Menggunakan catatan yang sama
4
Debu dan bising
5
Bau dan kotor

Tabel 4.6 Sistem Penilaian ARC
Lambang
Keterangan
A
Mutlak perlu berdekatan
E
Sangat penting berdekatan
I
Penting berdekatan
O
Tidak ada masalah
U
Perlu berjauhan
X
Mutlak berjauhan


Gambar Activity Relationship Chart yang menunjukkan tingkat kedekatan antara fasilitas satu dengan fasilitas yang lainnya. Fasilitas produksi dengan bahan baku tingkat kedekatannya adalah A dengan alasan 1, artinya mutlak perlu berdekatan dengan alasan urutan aliran kerja. Dan seterusnya.

4.2.7  Work Sheet
Selanjutnya adalah merekapitulasi hasil penilaian kedalam work sheet. Kegunaannya adalah untuk memudahkan perancang untuk mengetahui tingkat hubungan sebuah pusat kegiatan atau fasilitas satu dengan fasilitas yang lainya.
Tabel 4.7 Work Sheet
No.
Fasilitas
Tingkat hubunngan
A
E
I
O
U
X
1
Produksi
2

3,4,5
6,7,8
9

2
Gdg. Bahan baku
1


3,4,5,6,7,8
9

3
Gdg. Penyimpanan


1
2,4,5,6,7,8
9

4
Ruang peralatan


1,5
2,3,6,7,8
9

5
Pemb. Listrik


1,4
2,3,6,7,8
9

6
Kantor



1,2,3,4,5,7,8
9

7
Parkir



1,2,3,4,5,6,8
9

8
WC karyawan



1,2,3,4,5,6,7,9


9
Limbah



8
1,2,3,4,5,6,7